Jumat, 23 Desember 2011

Surat untuk Sahabat : Perihal Kemarahan Segar

Untuk sahabat saya yang baik...

hai sob, saya memang tak tahu harus berbuat apa perihal yang kemarin, entah saya memang tak ditakdirkan ada sewaktu kemarin, hingga akhirnya kau harus berkorban.Kau memang pantas marah, karena tidak ada hirarki dalam kemarahan. kau boleh marah dengan siapapun.

Tapi aku salut kau bisa setegar itu. kenapa kau tidak berbuat waktu itu? toh saya akan terima kok. Kau hanya diam seperti batu, tetapi bukan batu apung yang terlihat kokoh tetapi dalamnya rapuh. Kau justru terlihat seperti granit yang kokoh.

Tetapi, mengapa kau berubah menjadi batu apung tadi malam? kenapa kau menjadi lembek tak berdaya? saya tak ingin kau begitu. 

Kau jangan seperti saya, saya memang terlihat seperti batu, tetapi saya hanyalah batu karang sob, yang tak lama lagi akan tergerus ombak. Saya hanya diam, diam atas seribu macam makna, ketika senang atau sedang menyimpan ingatan menyakitkan. 

Kau memang baik sob, entah dari mana saya dapat menilai jika kau benar-benar baik. Jika ada suatu gelar yang pantas, kau memang pantas menyandangnya.

Kau memang sempat marah dengan saya sob, entah sekarang masih atau tidak. Tapi kau tampak tak pernah terlihat benar-benar marah ya. Jika aku boleh menilai, kau tak lagi cocok menyandang predikat batu, tetapi kau terlihat seperti angin, yang sunyi, senyap dan menyesap kedalam celah, selanjutnya menghilang. 
marahmu terlihat sekejap saja.

Saya memang berharap seperti itu, janganlah kau memendam lama segala kemarahanmu. tengoklah Mahatma Gandhi, mereka menjadi seorang pembesar ketika tak pernah menyimpan dendam dengan orang lain. 
Jika kau adalah pendendam, segeralah ubah penampilanmu dan segera panggilah dirimu.. Pecundang!

Seiring kita bertukar cerita kesana-kemari, saya semakin tahu semuanya, bahkan tanpa kau berkata pun saya sudah tahu maksutmu. Tapi memang rendang tak akan terasa nikmat jika tak ada bumbu pedasnya.
Sama seperti persahabatan, kita tak akan pernah erat jika tak ada bumbu "pedas" nya.

Oiya, esok telah natal sob, saya harap semua rasa pahit yang saya dan kamu rasakan segera hilang ya sob. Jangan sampai natal kita bermakna beda dengan yang lain. Natal kali ini akan sangat sungguh sakral bagi saya sob, entah kenapa, ini tak akan menjadi sebuah perayaan biasa. Mungkin Santa Claus telah menyiapkan hadiah istimewa untuk saya, dan saya tak sabar membukanya.

Kira-kira apa kadonya sob? apakah permen kenyal yang waktu itu kau masukan ke dalam kantong jacket? atau yang lain? hmm.. atau mungkin, kaset video yang Santa Claus rekam saat kita bertingkah aneh, pongah, dan sok jumawa menantang dunia? haha.. itu mungkin terasa sangat lucu dan membuat saya geli.

Ya sudahlah sob, sekian surat saya, semoga kau segera balas ya! Selamat Natal ya sob! :)
***
Sincerely

Your Best Friend.

4 komentar:

  1. sahabatny kenapa..?
    santai aja,dia nda pernah bisa marah lama-lama kok ke kamu...
    you're the best friend...
    haii sobat kecilku...;)

    BalasHapus
  2. "I'll come running to you
    Fill me with your love forever
    Promise you one thing
    That I would never let you go
    'Cause you are my everything"

    cuplikan singkat lagu favorite mu... :)
    tetaplah menjadi sahabatku :)
    maaf ya...

    BalasHapus
  3. lah emang iya to? terus maaf apanya? aku ga dong "maaf" nya itu buat siapa?

    BalasHapus
  4. emang apanya brotha?
    yah maaf klo kadang bikin kamu sebel,bete gitu..:)
    buat kmu lah..
    masak org lewat.. :p

    BalasHapus