Senin, 19 Desember 2011

Sejahtera III, dan sejumlah Pengalaman yang Bergelayut di dalamnya

"Saya Hanya Termenung dan tak berpikiran apa-apa 
saat peserta rekoleksi  hilang kesadaran"


Sebuah pengalaman unik memang sungguh susah dilupakan, apalagi jika pengalaman itu diceritakan bersama orang-orang yang memiliki pengalaman yang sama. 
ketika kami berkumpul, selalu saja pengalaman itu yang menjadi topik pertama.

***

(merapi yang kokoh berdiri)

Setiap tahun di sekolah saya memang selalu diadakan rekoleksi bagi yang tidak berpuasa, ini ditujukan agar mereka juga tidak sekedar menghabiskan libur awal puasa di rumah, tetapi mereka diberikan kegiatan agar mereka tidak hanya menganggur di rumah.
Dan tahun ini, angkatan saya yang mendapatkan mandat sebagai panitia penyelenggara kegiatan tersebut. entah saya lupa menjabat sebagai apa waktu itu. hmm..dokumentasi!


(wisma Sejahtera III)


Team kami memutuskan untuk menjatuhkan pilihan ke wisma Sejahtera III sebagai tempat menginap selama 3 hari 2 malam. Pertama kami survey memang tak terjadi apa-apa, hanya sedikit kecewa karena wisma pilihan kami terlihat spooky. Tampaknya memang lebih pantas dijadikan sebagai setting latar film harry potter, ketimbang sebagai tempat menginap. Seperti biasa, kami menata tempat, mendekorasi ruangan, dan segala macam isinya, sedangkan ketua kami sedang bernegosiasi dan berharap mendapatkan harga minimal yang bisa kami dapat.

(kusyuk)

Acara memang berjalan lancar, tak ada hambatan sama sekali, bahkan kami yakin Tuhan memang datang saat Rekoleksi digelar. Ekspektasi positif telah kami simpan dan kami haturkan secara ruti dan runtut pada Tuhan. Hingga akhirnya, Tuhan dapat datang ketika kami menggelar doa bersama di pelataran aula.

Setelah doa bersama, acara selanjutnya adalah jurit malam, ide brengsek ini dilontarkan oleh salah satu teman saya yang tak mau disebut namanya. Dia beranggapan, untuk menjadi anak Tuhan yang tangguh, harus tidak takut apapun. Anggapan brengsek itu pulalah yang membuat kami setuju dan menyatukan seluruh misi jahat kami untuk membuat para peserta takut. 

(team setan : (kiri-kanan) bram,devi, rony, helga,junet, nita,
dan saya sendiri( lagi motret) mukannya emang pada kaya setan toh? :p )

Team dipisah menjadi team "setan" dan team "pembibing". Team "setan" ditugaskan untuk menakut-nakuti peserta, sedangkan pembimbing bertugas membimbing para peserta.
jalur yang kami pilih adalah hutan di depan wisma kami. segala harapan agar kami diberikan hidup dan diberi keselamatan selalu kami ucapkan saat kami masuk kedalam hutan tersebut. 

saya sebagai sie dokumentasi memang harus selalu menunaikan kewajiban saya sebaik mungkin. saat seperti inilah yang menurut saya selalu nikmat untuk diperbincangkan kelak, itulah sebabnya saya memotret saat-saat seperti ini.

(Penampakan, di tempat ini, saya bertugas membuat peserta takut)


foto ini sempat disarankan untuk dihapus, tetapi jika benar benar dihapus, mungkin sampai tua esok tak ada kenangan yang dapat diperbincangkan di masa sma.
kejadian lucu sempat terjadi di post ini, ketika saya akan mengagetkan peserta terakhir, bukannya kaget, mereka malah menertawai saya, karena saya berteriak tidak keras. itulah yang membuat saya harus berfikir 2 kali untuk menjadi seorang hair metal profesional. uggh..! 

***

Setelah jurit malam, hal terburuk mulai kami rasakan, saat seorang peserta merasa dirinya diikuti oleh kembaran saya( baca : setan). Melihat kejadian itu, saya hanya termenung dan tak berpikiran apa-apa saat peserta hilang kesadaran. Berbagai orientasi negatif muncul di benak kami tentang tempat tersebut. 
Malam itu memang malam bersejarah bagi kami. Tuhan memang mendengar doa kami. Kami dibuat tak akan mudah lupa saat malam tersebut. 
Tapi akhirnya keadaan dapat dinetralisir dengan baik, sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Di dalam kamar team, kami berusaha mencari jalan terbaik. Sempat ada yang berceloteh bahwa acara harus dihentikan, dan esok peserta harus dipulangkan.
tetapi hal itu tidak mungkin, karena kami akan dicap sebagai team gagal dalam penyelenggarakan acara seperti ini. akhirnya kami mengurungkan niat tersebut.

***
Saat itu memang sungguh mengerikan, tetapi ketika mengingatnya kembali, saya selalu ingin mengalami kejadian itu lagi. 

Jogjakarta, 20 Desember 2011
mengingat-ingat masa rekoleksi dan segala isinya

1 komentar:

  1. maaf, mau tanya, jd kan insya allah kami dr feb ugm mau menginap jg di wisma sejahtera 3 ini tp berhubung kami blm survey lgsung kami blm tau kondisi lapangannya disana br lihat dr internet dan sumber lain, spooky maksudnya bagaimana ya? menyeramkan begitu? dan kalau secara keseluruhan, apakah tempatnya nyaman dan aman? karena yg saya dengar srg dipakai untuk tempat makrab jg kan. terimakasih :D

    BalasHapus