Senin, 28 November 2011

Rasanya Baru kemarin

Waktu memang cepat berlalu, rasanya baru kemarin kami melakukan hal bodoh ini.
 Tertawa, bergurau dan menggila bersama.
 Tetapi sekarang kami telah sibuk dengan masa Remaja kami.


Saya tumbuh di sebuah pemukiman pinggir kota Yogyakarta. Tepatnya berada di perbatasan antara kota Yogyakarta dan kabupaten Bantul. Banyak hal yang saya alami di sana. Mulai dari Sedih,Senang, Lucu, dan Memalukan.

Saat kecil, semua lahan kosong di jadikan permainan bagi saya. saat itu teman saya tak begitu banyak, hanya sekitar 6 orang. hingga akhirnya saya bergaul lebih luas lagi.

Saya ingat, saat lahan di depan rumah saya dijadikan tempat bermain petak umpet yang paling mengerikan. Saat itu teman saya sampai ketakutan, dia berteriak teriak karena melihat nenek-nenek tua mondar-mandir di depannya. kami yang saat itu sedang ngumpet, langsung melarikan diri ke rumah masing-masing meninggalkan teman saya yang ngompol hampir pingsan. saya hanya cekikikan dari dalam rumah.

oh ya, dulu saya gemar sekali bermain sepak bola, saya sering bermain sepak bola di belakang Gereja Stasi Santo Paulus Pringgolayan. Gereja ini memang sangat berkesan bagi saya hehe.. Suatu hari kami sedang enak-enak bermain sepak bola, datang segerombolan anak-anak dari kampung sebelah yang ingin menyerobot lahan kami. dengan kasar mereka langsung menendang bola ke kiper kami. Dan... perkelahian tak terhindarkan. tetapi, karena kami kalah jumlah, kami akhirnya bernegosiasi dengan mereka. PERTANDINGAN sepak bola menjadi jalan terakhir kami. tim kami di perkuat delapan orang dengan saya yang berposisi sebagai sayap kiri. 
teman saya mencetak gol perdana bagi tim kami. dengan celebrasi layaknya beckham dia meyakinkan bahwa kami bisa menang hari itu.  
Saya menjadi pemain ke 2 yang mencetak gol, dengan tendangan kaki kiri saya, saya berhasil membuat gol spektakuler yang tidak pernah saya lupakan. dengan bergaya seperti Totti saya berlari ke arah tim lawan. Tanpa saya ketahui, mereka melemparkan saya dengan rumput kering. saya pun membalasnya. Kisruh.. Kisruh,,,!! Teman saya berteriak sambil melemparkan nangka busuk ke arah mereka. di bantu teman-teman saya, kami melemparkan apa saja yang ada di depan kami. Hingga seorang penjaga gereja mengusir mereka keluar. 

Hari berikutnya, kami ke lapangan itu lagi, ternyata terdapat anjing yang sedang menjaga anaknya. Dengan maksut menggarong anak anjing itu, kami berfikir bagaimana caranya agar si induk mau pergi. 
sebuah cara gila kami tempuh, Sam,teman saya, bertugas sebagai pengeksekusi/ pengambil barang. dan sisanya bertugas sebagai pengalih perhatian. Dengan cara menggoda, induk itu berhasil keluar dari kandang dan mengejar kami, saat itu sangat mengerikan, mungkin lebih mengerikan dari tawuran. dengan mulut berbusa tanda marah, induk itu mengejar kami. akhirnya, ada yang naik ke atas pohon mlinjo, nangka dan kelengkeng. sedangkan Sam, dia sudah mengamankan si anak anjing dan bersembunyi. 
Setelah dirasa aman, kami kemudian pulang ke rumah Sam untuk merapatkan apa yang harus dilakukan dengan si anak anjing ini. Ide liar kami memang tak henti-hentinya habis, ketika ada tukang siomay lewat, seorang teman saya berteriak "Beli...Beli..!" sepontan kami semua berlari ngumpet sambil tertawa-tawa. Teman saya yang lambat, terpaksa dipaksa membeli walaupun saat itu dia harus mengambil uangnya di rumah.   Kejailan itu yang akhirnya membuat kami harus dikejar tukang siomay hingga saya terjatuh di jalan beraspal. Crap!

Menjelang saya masuk SMP kelas 2 kami Jarang berkumpul, mereka sibuk dengan kegiatan mereka berhubung banyak yang masuk SMA. Meskipun jarang, tapi setiap ada kegiatan yang harus membuat kami di tinggal dirumah, kami pasti berkumpul, bercerita tentang kehidupan sekolah, asmara dan lain-lain sambil mengenang masa kecil yang menggelikan.
Dan tak kadang, kami bercerita masa depan kami.

Sukses ya kawan-kawan!


Jogyakarta, 28 November 2011
di Beranda rumah.

Jumat, 18 November 2011

hah? Nasionalisme?

 "Nasionalisme, hmm.. suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan suatu negara"
(sambil mengkibas-kibaskan buku PKn)


Beberapa hari lalu ketika saya melihat anak sd di samping sekolah menyanyikan lagu "you know me sowekk... na..na..na..,  saya jadi teringat saat sd, saya mati-matian menghapal 3 lagu daerah dan berlatih suling untuk keperluan pentas seni di sekolah, ketika tampil,saya mendadak keringat dingin ketika saya tidak hapal menyanyikan lagu ampar-ampar pisang. dan seketika itu juga permainan suling teman saya menjadi hancur lebur. dan dengan sedikit meneteskan air mata "darah" hasil latihan tadi malam, saya loncat dari atas panggung dan berteriak sekencang kencangnya di kamar mandi. tetapi, hati kecil saya berusaha menghibur dan berkata "setidaknya kamu sudah berlatih keras kawan, coba di lain kali!" 
dan sejak kejadian itu, saya menjadi lebih suka menyanyikan lagu daerah walaupun di arransemen sana-sini ketimbang menyanyi lagu dengan lyric menye-menye dan mencampur adukan bahasa antara Inggris dan Indonesia yang gak karuan. 

dan, apakah kejadian saya di atas merupakan bentuk nasionalisme?

saya iseng bertanya kepada guru PKn tentang arti sebuah nasionalisme. dan pak guru menjawab  "Nasionalisme, hmm.. suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan suatu negara" (sambil mengibas-kibaskan buku PKn) dengan sedikit menggebu-gebu beliau menjelaskan Nasionalisme itu. pertama sih saya niat mendengarkan, tetapi kemudian jadi bosan ketika beliau terus menerangkan sampai batas bel istirahat selesai. padahal, jelas-jelas saya belum isi perut sama sekali.

Karena saya merasa belum mendapatkan penjelasan cukup, saya melanjutkan mencari ke om Wikipedia. disini, dijabarkan lebih jelas tentang nasionalisme :

Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.

saya tertarik dengan kalimat penjabaran terakhir, sepertinya ini cocok untuk negara kita tercinta Indonesia. kita lahir saat jaman terasa nyaman aman tak ada gangguan. sehingga kita tidak merasakan bagaimana sulitnya berjuang memerdekakan negara ini. jadi kita mungkin berpikir, kita sudah merdeka, jadi ga perlu susah-susah menjaga dong?! Suasana inilah yang membuat dikit demi sedikit menyusutkan rasa [nasionalisme] kita. 

Akibatnya, kita menjadi kurang peduli dengan aset berharga negara kita, sehingga, dengan mudahnya negara-negara maling dapat dengan mudah merampas harta milik kita. Menurut saya, kita itu ceroboh dalam menjaga harta milik kita, sehingga maling yang semula tidak berniat mencuri, menjadi berniat karena ada peluang.  Ingat, kata bang napi, : "kejahatan bukan hanya terjadi karena  ada niat pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan!"

jadi, kalau saya boleh bicara, nasionalisme itu dilakukan tidak hanya memvoting Komodo, atau memasang bendera di depan rumah saat tujuh belasan, tetapi dengan menjaga aset negara kita tanpa disuruh, tanpa pamrih dan tanpa apa-apa. contoh, kalau kita yakin bahwa batik adalah milik kita, pakailah batik itu, jika perlu yakinkan ke orang lain kalau itu batik kita. sehingga orang akan percaya.
 nasionalisme memang tidak berlandas ketika kita hanya menyanyi Indonesia Raya dengan keras dan tidak memahami arti didalamnya, tetapi nasionalisme berlandas bagaimana kita menjaga mati-matian negeri ini dari serangan negara lain.

Jadi, sudahkah kalian membangun nasionalisme? sudahkah kalian menjaga aset-aset negara saat ini? mungkin kutipan John F Kennedy dapat menjadi renungan kita 

"Jangan tanya apa yang Negara berikan padamu, Tetapi Tanya apa yang kamu berikan pada Negara". (John F. Kennedy)

selain itu video ini juga bisa menjadi permenungan kita tentang rasa Nasionalisme itu sendiri.




akhirnya, kita sebagai penerus tongkat estafet memang harus berjuang mati-matian untuk Indonesia, karena 
kalau bukan kita siapa lagi?.









Senin, 07 November 2011

Bagus bagi saya, belum tentu bagus untuk kalian..

iseng-iseng saya membuka arsip foto di folder yang sudah lama terlupakan. dan ternyata, masih ada foto-foto yang menurut saya masih "layak tayang" ke dalam halaman blog ini. foto-foto di sini diambil hanya dengan kamera pocket sederhana keluaran 2008, tentu saja di tambah dengan editing seadanya. berikut adalah foto-foto saya...




a bug's life (2011)
foto ini di ambil di hutan pinus di daerah Bantul Yogyakarta.  tampak seekor serangga kuning yang "nangkring" di selembar daun. 

###


flower (2010)
ini adalah foto saat saya masih sangat gemar memotret dengan mode macro. masih dengan camera pocket merk panasonic dan editing foto yang lumayan banyak.

###



merenung (2011)
foto ini diambil ketika saya jalan-jalan ke kota Solo. terlihat bapak-bapak yang sedang duduk termenung, entah apa yang dia pikirkan. 

###

sunset (2010)
foto ini diambil saat saya bertetirah di bandungan daerah Semarang atas. foto ini telah lama menghilang dari folder, entah bagaimana bisa ketemu lagi.

###



sunrise di Outstadt (2011)


foto ini diambil di daerah semarang. pada pagi hari pukul 06.30.


###


hotel Mutiara (2011)



***


yah.. inilah foto yang masih saya anggap bagus di folder saya. berhubung saya tidak memiliki ide untuk nulis di blog, jadi ya saya masukan aja foto-foto ini di dalam blog.

sekian.

jogjakarta,8 November 2011
sepulang sekolah...

Jumat, 04 November 2011

All You Have To Do Is Take The First Step, bener toh?





" semua yang harus kamu lakukan adalah berbuat satu langkah pertama!
kalau hanya di angan tak akan ada perubahan. toh kalau sudah berbuat tapi gagal,
 setidaknya kau telah membuktikan kalau dirimu itu laki! 
dan kamu tak akan menyesal lagi walaupun pernah gagal!"
 entah, setan apa yang baru saja merasuki tubuh teman saya itu.
 kata-katanya tak beda jauh dengan Bung Tomo saat berpidato. 
membuat kami berdua bersemangat.

(saat pembicaraan penting di beranda rumah)





Hujan baru saja selesai "ngroyok" wilayah jogja dan sekitarnya, itu juga yang membuat saya bangun dari tidur siang. Baru sempat mengusap mata, seorang berperawakan tinggi,cungkring dengan potongan rambut layaknya seorang perlente, baru saja menstandarkan motor supra X keluaran terbarunya. Lanjut, saya menghampiri orang itu, sambil "mengumpulkan nyawa" yang tadi pada "meransel" entah kemana. benar saja, dia adalah teman waktu di smp. dengan pandangan khas nya, dia mengutarakan pendapat mengapa dia kesini (rumah saya). 

Saya sudah menduga, lelaki lajang ini pasti menanyakan tentang apa yang dia rasakan. Pembicaraan kami terdengar tidak seperti lelaki tulen. ditambah dengan suasana sehabis hujan, membuat pembicaraan kali itu terasa sendu. oya, waktu itu kami bertiga bersama teman saya satu lagi yang turut menjadi "tentor" dalam masalah ini.
Dia menjelaskan dengan gamblang tentang masalah yang dia hadapi. Masalah asmara yang selalu dihadapi manusia ababil (saya juga) di era abad 21 ini. tapi belum sampai ke inti permasalahan, ia menyudahi pembicaraan itu dengan menyeruput segelas teh hangat yang saya buat. Saya dan teman saya yang sudah penasaran mencoba memancing dengan pertanyaan-pertanyaan seputar masalah itu. tetap saja, hal itu tidak berhasil. akhirnya kami pura-pura menyerah dan mengakhiri tali pembicaraan dengan berganti topik lain, tapi masih bertema hopeless. 

Ditengah pembicaraan kami, saya sedikit menyindir teman saya. bukan saya kalau gampang menyerah, dengan berbagai sindiran "pedas" akhirnya dia mau membeberkan inti masalahnya. ternyata dia sibuk mengejar-ngejar seorang wanita priyayi cantik. tapi sayang, hanya berani diangan saja. tak ada langkah konkrit yang dibuat. oh.. sayang sekali memang. Tiba-tiba teman saya satunya menyeletuk : " semua yang harus kamu lakukan adalah berbuat satu langkah pertama!, kalau hanya di angan tak akan ada perubahan. toh kalau sudah berbuat tapi gagal, setidaknya kau telah membuktikan kalau dirimu itu laki! dan kamu tak akan menyesal lagi walaupun pernah gagal!" entah, setan apa yang baru saja merasuki tubuh teman saya itu. kata-katanya tak beda jauh dengan Bung Tomo saat berpidato. membuat kami berdua bersemangat.

Dengan semangat membara, akhirnya teman saya memulai langkah pertama dengan meng invite pin Blackberry si wanita. Saya sedikit iri dengan teman saya yang sedari tadi memegang blackberry, si gadget para priyayi. "Andai saja aku punya barang itu, dapat ku taklukan dengan mudah para wanita-wanita itu!" gumamku sedikit meninggikan hati. saat itu juga lah membuat saya teringat saat  mengejar-ngejar seorang wanita cantik dengan mengirimkan puisi yang diambil dari lyric "Have you Really Love a Woman" milik Bryan Adams. dan saat itu juga saya di terima. Unforgetable moment lah!

berakhirlah percakapan kami seiring dengan menyusutnya segelas teh hangat yang telah menjadi dingin. disertai suara petir yang menandakan akan turunnya hujan besar. Disetarterlah motor teman saya dan segera menancapkan gas melaju di jalanan berair ke arah utara.

Sekian...          

Jogjakarta, 4 November 2011
sambil mendengarkan : Endah & Rhesa "when  you love someone".

Kamis, 03 November 2011

Specials Happened (Little Holland of Indonesia)

 Aku yakin, setiap perjalanan akan terasa memorable jika di bumbui aneka kejadian yang menjengkelkan. Dan aku jadi merasa bodoh kalau aku mengingat-ingat kejadian annoying waktu aku bertetirah.

***

Kejadian dimulai dari terminal Giwangan di Jogja. aku dengan bodohnya memilih bus ekonomi untuk pergi ke Semarang. Karena tergiur dengan tarif murah, akhirnya aku masuki bis ini. Memang perjalanan sempat terasa nyaman karena interior bis yang cukup cozy, walaupun di beberapa sudut, dinding-dinding bis mulai berkarat. Ternyata, kenyamanan ini tidak bertahan lama, karena penumpang harus di oper ke bis lain yang sudah menunggu. 
kami para penumpang dipaksa berdesak-desakan di dalam bus. Supir bus yang ugal-ugalan, ditambah bau solar membuat aku harus menelan muntah yang mendesak ingin keluar. 
Sampai di terminal magelang, kami(penumpang) kembali di oper ke bus lain. aku kali ini bisa bernafas lega karena kondisi bus kali ini lengang, hanya 10 penumpang di dalam. Walau merasa lega, tapi inilah awal dari kesialanku di Semarang.

***

Shit! itulah gumaman dalam hatiku ketika sampai di Semarang. Bukan apa-apa, tapi sampai di terminal Terboyo semarang, kondisi terminal telah sepi. Ya jelas, orang sampainya juga jam 11 malam. Memang, jika diangan-angan, jogja-semarang hanya butuh waktu 3 jam, tetapi, kali ini aku menempuh 6 jam perjalanan. Kondisi ini pula yang membuat aku harus tidur di terminal. 


***

Nyamuk jancuk!  terminal memang dirancang bukan untuk tidur, tak heran kalau malam, binatang malam selalu singgah ke tempat seperti ini. hal inilah yang membuat aku tidak pernah betah tidur di tempat umum. berbekal tanya-tanya para kernet bus, aku memutuskan mencari kendaraan umum untuk mengantar ke penginapan murah. tersebutlah kata daiasu, sebuah kendaraan umum satu-satunya yang hidup 24 jam. tapi, sampai di depan terminal, tidak ada kendaraan yang di maksud. bahasa tubuhku yang kebingungan ternyata berhasil di baca oleh sopir taksi yang sedari tadi teriak-teriak mencari penumpang.
Aku yang sudah capek, kemudian minta di hantarkan kepenginapan murah. "wah jauh mas, kira-kira 50 ribu mas!" kata sopir yang tampak tak ada belas kasihan. "masak 50 ribu pak? 15 ribu lah.." aku menyambar bak iblis yang sedang tawar menawar. "wah, ngawur mas..35 lah." si sopir tertawa jengkel. "yowis lah! tapi sampai penginapan ya pak!" akhirnya aku menyerah. di sepanjang jalan dia menceritakan sejarah kota semarang, aku yang sudah ngantuk, jelas tidak mendengarkan apa yang diomongkan.
tak berapa lama, sampai di sebuah hotel mewah. aku yang seketika itu juga tersontak kaget, melihat gedung 8 lantai. "pak, yang murah aja pak!" teriakku dengan nada kaget. "ya disini mas hotel di semarang! gak ada  yang murah!, kalau mau murah ya tidur di tugu muda. disana kamu bisa tidur gratis! plus adem lagi!" kata si bapak dengan nada menyeru. "yah wis, di sana aja pak, tapi sepi to pak?" tanyaku yang sudah tidak yakin dengan sopir bang*at ini. "sepi mas, disana juga banyak yang tidur mas!" si bapak meyakinkan. Selang 3 perempatan si sopir ngomong lagi "tapi kalau malam minggu disini ramai mas, malah gak bisa tidur!". Woladala... ngapain kesini cuk!  akhirnya aku turun di tugu muda ini. "nyoh cuk!" aku menyerahkan uang 35 ribu, yang menjadi haknya, walaupun sopir bang*at itu telah curang. akhirnya, aku menghidupkan mp3 di saku, dan tecetuslah lagu PATIENCE dari Gun 'n Roses. Sedikit  teringat dengan yang dirumah. hehe.

"Shed a tear 'cause I'm missing you

I'm still alright to smile
Girl, I think about you every day now
'Was a time when I wasn't sure
But you set my mind at ease
There is no doubt you're in my heart now
Sad woman take it slow
It'll work itself out fine
All we need is just a little patience
Sad Sugar make it slow
And we'll come together fine
All we need is just a little patience"


***

bukannya bisa tidur, di tugu muda malah dipenuhi oleh para pemuda-pemuda bermotor dengan celana jeans pensil yang sibuk mencari jodoh. oh..no. penderitaanku malam ini memang belum berakhir. Perut yang tadi meronta belum juga mendapat harapan. Tapi, Tuhan memang menolong hambanya yang backpacking!  terbukti, aku menemukan angkringan walaupun dengan menu nasi bungkus yang sudah dingin. Ditemani segelas teh hangat membuat hati dan pikiran yang dari tadi jengkel sudah mereda. Lagu "Last Cigarette" cocok sudah menutup segelas teh hangat yang sudah beranjak habis.

***
mengeluh memang aku akui tidak menyelesaikan masalah. akhirnya aku kembali berjalan menuju tempat terdekat. Yap, stasiun, aku tidur di stasiun Poncol semarang. daripada nasib terkatung-katung di jalan, akhirnya aku memutuskan tidur di stasiun bersama penumpang lain. keadaan disana cukup ramai. lagu "Light of  The Moon" cocok untuk menutup hari sial sambil melihat bulan yang perlahan turun ke ufuk barat sambil merefleksikan tentang hari itu. aghh..


***

yap.. itulah sedikit "special happened" saat berada di semarang. walaupun terasa menjengkelkan, tapi suatu ketika kalian akan tertawa geli saat mengingatnya kembali. 

Jogjakarta, 3 November 2011
Ditutup dengan : Dialog dini Hari "Rehat Sekejap"