Sabtu, 25 Agustus 2012

Suatu Ketika di Stasiun

"Ketika itu, saya duduk dari dalam kereta, melihat Bapak, Ibu, dan adik perempuan saya melambaikan tangan. Dengan cepat saya juga membalas sambil berucap "sampai jumpa". Dan saat itu juga kereta mulai bergerak pelan."



Kereta Api Indonesia memang benar-benar berbenah. Positifnya semakin kentara. Kereta Api menjadi moda transportasi yang nyaman dan aman. Tapi, perubahan itu mengikis segala kisah romantika klasik di kala dulu.

"Batas penumpang" begitu bunyi di pintu utama stasiun Tugu. Padahal, ibu adek dan bapak sudah bersiap melepas saya pergi. Tapi, apa daya? tidak bisa. Hanya penumpang bertiket yang bisa masuk. Akhirnya kami berpisah di luar, terlihat juga bapak-bapak yang bernego dengan petugas. Ahh.. saya yakin tak mempan lah.

Dulu, saya pernah mengantar bapak sampai kedalam kereta, duduk sebentar di kereta, tidur-tiduran di kursi, hingga akhirnya saya turun lagi. Sampai diluar, saya melambaikan tangan ke bapak menggunakan topi, kemudian berlari mengikuti kereta berjalan. Tepat sejajar dengan jendela bapak.
Selain itu, saya juga pernah mengalami mirip dengan bapak. Ketika itu saya duduk dari dalam kereta, melihat bapak, ibu, dan adik perempuan saya melambaikan tangan. Dengan cepat saya membalas sambil berucap "sampai jumpa". Dan saat itu juga kereta mulai bergerak pelan.

Saya jadi teringat film "Pearl Harbour", kala itu teringat satu fragmen ketika seorang perempuan berlari terpogoh-pogoh bernama Eve mengantar kekasihnya Rafe pergi untuk melawan pasukan Jerman. 
Ahh.. jelas kisah itu sangat romantis. Bagaimana kisah melankolis itu tergambar jelas berlatar stasiun. 

Tapi, jaman memang telah banyak berubah. Kemajuan juga harus selalu dimunculkan. Tak terkecuali kenyamanan. Pada moda transportasi apapun, kenyamanan dan keamanan adalah nomor wahid. 
Tak bisa dipungkiri pula, PT KAI memang gencar berbenah, hal itu berimbas pada hal-hal lama. Dimana banyak sekali kisah tergambar di stasiun. Entah kisah melankolis, atau apapun itu.

Ahh... stasiun memang punya banyak kenangan, tak terkecuali bagi saya. Tetapi, perubahan memang harus di hadapi, dan... mungkin juga di jalani.