Rabu, 26 Oktober 2011

Semarang, The Little Holland







Tugu Muda Semarang


Salah satu tempat yang menarik untuk bertetirah dengan budget murah adalah kota Semarang. Disini kita tidak hanya akan menikmati nikmatnya tahu Pong yang terkenal itu, atau Lumpia Semarang yang sudah melegenda, melainkan hanya berjalan untuk melihat sisi lain Semarang yang mempesona dengan Infrastruktur yang masih kental dengan keelokan masa kolonial.

Kota Tua nan Antik


 Sebagai salah satu kota tua yang ada di Indonesia, Semarang telah menjadi saksi antara persilangan tiga etnis berbeda di masa lampau. Belanda, pedagang cina, serta orang pribumi jawa tengah. mereka semua pernah hidup di satu wilayah yang sama. Salah satu yang aku kunjungi ketika aku ke semarang adalah, kota tua.Kota tua di Semarang atau disebut juga Outstadt. disini kita akan di ajak kembali memutar memori ke masa lalu di area seluas 32 Hektar tersebut.

                                                               sudut kota tua Semarang


sebuah lorong di Semarang
Sunrise di komplek gedung Tua

Gereja Blenduk (GPIB IMMANUEL)

Salah satu tempat yang aku kunjungi di kota tua Semarang adalah gereja Blenduk gereja ini cukup unik karena infrastrukturnya Neo klasik dan terlihat menonjol dibanding gedung lainnya. Kenapa disebut gereja Blenduk, mungkin karena terdapat kubah yang "mblenduk" (mengembung) di bagian atas, yang menjadi ciri khas bangunan di masa kolonial. Saat ini gereja Blenduk masih menjadi tempat peribadahan bagi umat Kristen di Semarang. Gereja ini sekarang bernama GPIB IMMANUEL. Gereja ini dibangun pada 1753 dan merupakan landmark kota lama Semarang.
gereja Blenduk Semarang


Gedung MARBA, Kuno dan Eksotis

Sesaat aku mampir di sebuah warung untuk sekedar meluruskan kaki dan memesan Susu hangat, mengingat perut ini belum menyentuh air hangat sedari tadi malam. Sambil bertanya-tanya dengan pemilik warung tentang gedung tua di depan warung tersebut. Gedung tua itu ternyata bernama MARBA. aku semakin antusias bertanya karena nama yang aneh dan terdengar "timur tengah". ternyata asal-usul nama tersebut adalah singkatan dari MARTA BADJUNET, yang merupakan warga negara Yaman yang memprakarsai pembangunan gedung tersebut.
Si ibu itu ternyata juga antusias menceritakan seperti aku yang dari tadi terus antusias juga mendengar aksen semarang yang begitu kental. 


MARBA dibangun pada abad ke 19 merupakan bangunan berlantai 2 dengan tebal dinding 20cm. "dulu disini dijadikan tempat EMKL mas, EMKL itu Ekspedisi Muatan Kapal Laut. Tapi disini dulu juga di gunakan sebagai toko, nama toko nya  DE ZEIKEL" si ibu menjelaskan secara rinci. Tapi seiring penjelasannya tiba-tiba si ibu menunjukan ekspresi wajah berubah. "tapi mas, sekarang di sini cuma jadi gudang mas, tidak ada aktivitas lain." kata si ibu sembari menuang gula kedalam susu pesanan. Gedung ini sekarang lebih sering tertutup dan berdiri dengan gagah menghadap ke timur.  Oh. no..!

Lawang Sewu, a Thousand Door

Aku sempat di hadang oleh petugas yang memaksa harus menggunakan guide seharga 30.000 untuk dapat memutari lawang sewu. kesempatan di persulit ketika aku ketahuan bergabung untuk patungan dengan rombongan lain, dengan alasan yang tidak jelas. TIDAK ADA SIKAP PROFESIONAL dari penjaga lawang sewu, dengan penjelasan yang seadanya! CRAP!

Pasti kalian tidak asing mendengar kata Lawang Sewu? entah karena cerita mistisnya yang terangkat karena pernah diadakan "uji nyali" oleh stasiun TV swasta di Indonesia, atau sejarahnya yang sungguh panjang. Tapi dibalik kisah mistisnya yang kental, Lawang Sewu tetap menyimpan sejarah yang sungguh nikmat untuk diikuti.








Lawang sewu di dirikan tahun 1904 sebagai kantor perusahaan kereta api di jaman Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung bergaya art-deco ini terletak di timur tugu muda Semarang. bangunan tiga lantai ini sungguh masih terawat dan terus di renovasi tanpa mengubah bentuk asli. dengan tetap mengandalkan jendela yang lebar dan besar, sehingga masyarakat mengira itu adalah sebuah pintu.

aku kemudian menuju ke lantai atas, paling atas di bagian lawang sewu. disini terdapat seperti panggung yang dulu digunakan sebagai hiburan pewayangan dan dansa. Selain itu disini tempat terjadinya pembantaian rakyat pribumi pada saat gedung ini di rebut jepang. namun sayang ruangan ini sungguh tidak terawat dan hanya menimbulkan kesan mistis dan pengap.

selain tempat ini, terdapat ruangan bawah tanah yang dulu digunakan sebagai saluran air yang pada jaman belanda digunakan sebagai pendingin. selain itu juga terdapat penjara bawah tanah, yang sedikit banyak menggambarkan kekejaman masa kolonial.

Kemistisan tempat ini memang menurutku tidak ada duanya, tempat ini memang telah diakui banyak orang memiliki daya tarik magis yang cukup kuat. setiap orang yang aku jumpai di semarang ketika di tanya tentang lawang sewu, lebih memilih menceritakan kisah mistis di banding sejarahnya. Ketika aku memasuki ruangan yang katanya paling angker, terdapat sebuah tulisan :


pesan saya : sebaiknya kalau kalian mau ke lawang sewu, lebih baik rombongan. parkir kendaraan anda jauh dari sana, karena akses untuk parkir sungguh susah. jagalah perkataan anda selama di dalam gedung.




***

Memang, jika kalian sudah mengunjungi kota ini, kalian sungguh merasa sedang berjalan di Belanda. Akhirnya  
berakhir sudah catatan selama di semarang. Jika kalian ingin pergi ke kota ini persiapkan jauh-jauh hari. dan jangan lupa bangkitkan instinct Jepret anda, karena kalian tidak bisa menemukan hal seperti ini selain di Semarang.



Jogjakarta,26 Oktober 2011

Rabu, 19 Oktober 2011

Royal Wedding. (Jogja duwe Gawe)

Pagi itu, seperti biasanya mulai dari pembicaraan yang tidak jelas, seorang teman berkata "ayo nonton royal weddingnya jogja!" sontak setelah kalimat persuasif itu, kami semua menjawab dengan nada lantang dan jelas "yo" tanpa komando dari siapapun. mungkin inilah yang di sebut kompak ya?
akhirnya terbentuklah kesepakatan, kami berangkat pukul 15.00 berkumpul di masjid sekolah.

pukul 15.00, saya berangkat dari rumah dengan teman seperjuangan saya menuju masjid  sekolah, hari itu memang tak seperti biasannya, jalanan menjadi sangat ramai. wuiih... andai jogja seperti ini setiap hari, aku yakin bakal migrasi deh ketempat yang sunyi!. kami yang saat itu menggunakan motor bebek, jelas tidak bisa bersaing dengan pengendara lain dengan motor yang lebih lincah, akhirnya perjalanan dapat kami tempuh dalam waktu 20 menit. Crap!

16.30. akhirnya kami sampai di malioboro, disinilah akan terjadi upacara sakral dimana seorang putri raja akan menikah. GKR Bendara dan KPH Yudanegara, akan melewati jalan yang sarat akan nilai historis. bergabung dengan pejalan kaki lainnya, kami berjalan ke arah selatan sampai akhirnya jalan sesak padat penuh dengan lautan manusia.




lihat, banyak toh? saya saja yang orang asli jogja sampe "nggumun" dan gak tahu harus ngapain lagi. seharusnya pada hari itu saya akan pergi ke semarang, sekedar menikmati indahnya kota tua itu, tapi karena jadwal bis nya gak tepat, maka saya mengurungkan diri saja. saya sempat putus asa, selain sudah terpisah dengan teman-teman, saya juga tidak tahu apa yang harus saya lakukan selai berjalan mengikuti orang-orang di depan saya. penyesalan datang bertubi-tubi dari pikiran saya, memang kalimat keluhan banyak diucapkan oleh orang-orang disekitar saya. yang sungguh saya herankan, mereka yang mengeluh, kebanyakan berasal dari logat-logat luar jogja. kalo orang jogja, saya kira mereka maklum karena memang ini peristiwa langka.


tiba-tiba, riuh penonoton bergema, karena saya tidak tahu apa-apa, saya pun mengikuti tepukan dari penonton di depan, mungkin saja sang pengantin sudah lewat. "sinten buk sing lewat?" saya bertanya pada ibu-ibu yang berdiri di pot bunga di sepanjang trotoar jalan, "niku mas keamanan" si ibu menjelaskan. Wassuu... saya kira sang pengantin sudah lewat. kejadian itu berulang beberapa kali. Saya kemudian maju ke depan, sehingga mendapatkan barisan 4 baris dari depan. cukup lama saya menunggu, hingga saya sempat menjitak kepala orang yang tidak bisa toleransi kepada orang tua yang ada dibelakangnya, jika saja orang tua itu adalah emak saya, tentu sudah saya ajak berantem orang itu.
Suara drum band terdengar seiring dengan riuh penonton, saya yakin itulah rombongan yang diharapkan. semua orang tak sabar ingin melihat, hingga terpaksa saya harus "ndangak" untuk dapat melihat apa yang terjadi.

ini rombongan bis dari keluarga mempelai pria, ini di ambil setelah kedua mempelai lewat, sungguh disanyangkan karena saya tidak berhasil mengambil gambar karena waktu itu saya sibuk mempertahankan diri saya karena dorongan dari orang-orang di belakang. Agrh,, setan kalian, orang yang mendorongku!

akhirnya.. setelah rombongan itu masuk ke dalam Kepatihan Yogyakarta, para penonton terus berjalan ke selatan, saya sempat bertanya pada seorang bapak "enten nopo meleh pak?" (ada apa lagi pak?). "weladala.. njenengan ra ngerti mas,? ana angkringan GRATIS mas!" (kamu gak tau? ada makanan gratis). mendengar kata gratis, memang membuat saya tergiur, kapan lagi bisa makan gratis, tapi ribuan orang yang berdesak-desakan membuat nyali saya ciut tak karuan dan memilih kembali ke teman-teman yang sudah selesai makan di restoran cepat saji McD. Fak! 


selamat, JOGJA!




jogyakarta,19 oktober 2011

Selasa, 11 Oktober 2011

GLOBAL METAL, ( 7 contries, 3 continents, 1 tribe)

Sekitar seminggu yang lalu aku menemukan flashdisk yang telah lama hilang, ternyata barang haram itu "ndelik" di sela buku-buku laknat(fisika). Entah apa yang membuat aku kembali menyentuh buku-buku itu, apakah Tuhan menunjukan sesuatu padaku hari itu. eiits.. tapi bukan untuk kembali "reuni" dengan buku-buku yang membuat aku harus mengulang 2 kali ulangan fisika pada semester tahun lalu. melainkan akan ku hibahkan kepada adikku yang akan mengenyam masa SMA. oiya... kembali lagi ke flashdisk ku itu, setelah aku buka kedalam laptop "veteran" milik ayah, laptop yang sudah beberapa kali di service setelah harus berjuang mempertahankan aset-aset berharga dari serangan virus jancuk yang sering menyetubuhi aneka file di drive laptop.

ahh..  akhirnya terbuka juga si barang haram ini. kenapa aku lebih suka menyebut barang haram, ketimbang nyebut  flashdisk, tak lain adalah karena berisi file-file semua tentang lagu-lagu metal. berbahagialah kawan kalau kalian tak pernah dengar isi flashdiskku. haha.. tak kusangka dan kuduga, aku menemukan sebuah film berjudul "GLOBAL METAL". film documenter yang dibuat oleh Sam Dunn & Scot McFayden ini bercerita tentang perjalanan mereka ke 7 negara.


indonesia salah satu yang menjadi destinasi mereka. bangga kah kalian metalheads? haha.. tentu, karena indonesia ternyata dipandang memiliki kualitas yang baik dalam hal-hal musik cadas seperti ini. beberapa dedengkot metal seperti : 
Arian 13 (seringai)
andre(siksa kubur)
ombat(tengkorak)


juga turut memberikan pendapat dalam film ini. selain itu Rudi, seorang metalheads juga menerangkan tentang metal.  aku sungguh terkesan ketika si Sam ikut masuk kedalam masjid Istiqal.  
 terlihat juga konser METALLICA pada tahun 1993 di indonesia.


jika kalian penasaran, lihat videonya  aja deh part indonesianya :





jadi gimana metalheads indonesia? berteriaklah di neraka kalau kalian belum pernah nonton film ini. karena film ini termasuk film uzur keluaran 2008. haha..  

Keep Metal!


jogjakarta,11 oktober 2011



Sabtu, 01 Oktober 2011

Ora Batikan Ora YAHUUD (2 oktober 2011)


Aku yakin, bahwa warisan budaya yang satu ini sekarang sedang menjadi sorotan publik. setelah sempat diklaim oleh negara sebelah, pemerintah berusaha mematenkan batik sebagai warisan budaya dunia. dan perjuangan pemerintah akhirnya berhasil. Unesco akirnya menetapkan batik sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity (warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi) pada tanggal 2 Oktober 2009

aku sebenarnya sudah cinta sejak kecil.  Entah.. mengapa aku suka batik, mungkin karena saat itu batik pertama yang diberi oleh emak adalah batik bercorak wayang, yang aku sebut dengan nama "ultramen Jawa" haha.. sungguh norak bukan? yah tentu saja. aku memang menyukai tokoh anime Jepang yang sekarang sudah mulai pudar itu. Ah.. andai saja kostum mereka diwarnai dengan aneka batik, sungguh berwarna bukan? 

Sekarang, perkembangan batik sudah pesat, bahkan disekolah-sekolah telah memuat jadwal memakai seragam batik bagi siswanya satu minggu lebih dari satu kali. Ahh.. andai saja negara melarat itu jadi mengklaim warisan nenek moyangku ini, sudah pasti aku sebagai anak bangsa akan berjuang mati-matian merebut kembali (halah lebay cuuk..)

ETIMOLOGI kata batik itu berasal dari kata "amba" yang artinya menulis dan "titik" yang berarti titik.Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.


batik cirebon
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.


Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton jawa.

Corak batik

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
So.. jangan malu kawan pakai batik, ayo lestarikan batik kita. ga perlu lah untuk pake barang luar buat tampil elegan, karena batik akan membuat mu lebih elegan. batik juga buat kalian lebih terlihat calm walaupun kalian adalah preman sekalipun.haha.. "Happy Batik Day!"

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Batik#Corak_batik





















Jogjakarta,2oktober 2011